begitulah mungkin jadinya
kalau bermain waktu disertai bersama
entah siapa atau apa penyebab dari pola
yang berantakan seolah tersusun
dari tadi menuju ke hati.
mencoba mereka ulang jadi demi jadi
menerka rasa dari tak ada menjadi berbeda
dan juga biasa menjadi istimewa
apadaya ini pertanda
akan fajar yg kembali ceria
juga diri yg kembali menjadi kedua
seolah-olah pertama dipersembahnkan untuk jiwa yg berada di rasa
namun hari berkata terbenam
waktu bertanya meredam
mata berkata untuk diam
melihat tawa candanya berubah jadi derita
juga rasa yg tidak lagi asmara
atau ego yang kini jadi sorotan mata
salah ini lah yg membuatku urung
dari berlari menjadi berjalan
dari berjalan menjadi perlahan
dari perlahan menjadi berhenti
untuk hentikan derita rasanya
untuk hadirkan bahagianya
untuk berikan terbaik untuknya
karna senyumnya adalah cinta
sapanya adalah nirwana
tanpa rasa tanpa derita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar